INDUKSI HORMON OODEV TERHADAP FREKUENSI PEMIJAHAN IKAN CUPANG (Betta Splendens)

NURHIDAYAT, NURHIDAYAT (2020) INDUKSI HORMON OODEV TERHADAP FREKUENSI PEMIJAHAN IKAN CUPANG (Betta Splendens). Skripsi thesis, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

[img]
Preview
Text
bab i & v.pdf - Published Version

Download (974kB) | Preview
[img] Text (Akses versi ini dibuat terbatas untuk menghindari plagiasi. Silahkan menghubungi layanan referensi perpustakaan untuk mengakses file ini | [email protected])
bab ii - iv.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (801kB)

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) adalah salah satu jenis ikan hias yang memiliki banyak bentuk terutama pada bentuk ekor, seperti tipe mahkota (crown tail), ekor penuh (full tail) dan slayer dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Ikan jantan sendiri memiliki harga yang lebih tinggi atau mahal dari pada betina. Pemijahan ikan cupang tidak dapat dilakukan sepanjang tahun karena di alam ikan cupang memijah pada musim kemarau saja. Hormon yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pematangan gonad ikan salah satunya ialah hormon Oodev yang terdiri dari kombinasi Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) hormon ini berasal dari serum (cairan yang terdapat dalam tubuh) bangsa equidae seperti kuda yang diambil pada saat bunting. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap perlakuan berisi 12 ekor ikan yang terdiri dari 6 ikan Jantan dan 6 ikan betina. Rata-rata Fekunditas yang dihasilkan pada semua perlakuan pada saat penelitian yaitu berkisar 306,25-347,11 butir. Sedangkan untuk rata-rata fekunditas yang dihasilkan pada masing-masing pemijahan didapatkan kisaran 266,67-385,43 butir. Rata-rata persentase fertilisasi pada pemijahan pertama hingga pemijahan kelima didapatkan kisaran 74,57-86,39. Dari hasil rata-rata hatching rate pada setiap pemijahan pada perlakuan A menghasilkan satu kali memijah dengan ratarata hatching rate yang baik (82,82 %) di bandingkan dengan perlakuan C dimana dengan pemijahan sebanyak lima kali menghasilkan rata-rata hatching rate yang kurang baik. Hal ini diduga dengan banyaknya induk ikan cupang mengalami pemijahan menyebabkan kualitas telur yang dihasilkan kurang baik. Dengan penggunaan dosis hormon Oodev yang dicampurkan ke pakan menghasilkan frekuensi pemijahan ikan cupang yang Optimal yaitu 1,15. Hasil dari penelitian menunjukan rata-rata Survival rate induk ikan berkisar 72,22-86,11. Kesimpulan dari penelitian ini ialah Induksi hormon Oodev dengan dosis Optimum 1,15 ml/kg induk dengan meningkatkan Frekuensi pemijahan sebanyak 4-5 kali pemijahan. Dengan saran Penggunaan Hormon Oodev disarankan menggunakan dosis 1,15 mL/kg induk untuk mendapatkan frekuensi pemijahan yang lebih optimal. Selanjutnya di sarankan perlu dilakukan penelitian tentang kombinasi pakan buatan dengan dosis hormon OODEV yang berbeda untuk meningkatkan kualitas telur dan larva ikan cupang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Ikan Cupang, Hormon Oodev, Pakan komersial, Frekuensi pemijahan
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Prodi Budidaya Perairan
Depositing User: S.IP., MA Dwi Cahyo Prasetyo
Date Deposited: 28 Dec 2020 04:20
Last Modified: 28 Dec 2020 04:20
URI: http://repository.unmuhpnk.ac.id/id/eprint/1237

Actions (login required)

View Item View Item