GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN SINDROM OBSTRUKSI PASCA TUBERKULOSIS ( SOPT ) DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU – PARU PONTIANAK

LENY WAHYU NINGSIH, 131510475 (2017) GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN SINDROM OBSTRUKSI PASCA TUBERKULOSIS ( SOPT ) DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU – PARU PONTIANAK. Other thesis, UNSPECIFIED.

[img]
Preview
Text
Skripsi Leny Wahyu Ningsih 131510475.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

FAKULTAS ILMU KESEHATAN SKRIPSI, 23 Oktober 2017 LENY WAHYU NINGSIH GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN SINDROM OBSTRUKSI PASCA TUBEKULOSIS ( SOPT ) DI UNIT PENGOBATAN PENYAKIT PARU – PARU DI PONTIANAK LXVI + 66 halaman + 28 tabel + 8 gambar + 7 lampiran Prevalensi kejadian SOPT yang terjadi di Balai Pengobatan Penyakit Paru - Paru Pontianak sangat tinggi yaitu terjadi pada tahun 2015 angka kejadiannya mencapai 439 kasus, sedangkan pada tahun 2016 terdapat 194 kasus SOPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi kejadian sindrom obstruksi pasca tuberkulsis (SOPT) di UP4. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional deskriftif dengan rancangan penelitian studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 61 orang. Hasil penelitian menunjukkan untuk karakteristik orang yaitu sebagian besar berusia produktif dan lebih banyak perempuan dibandingkan laki – laki, pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta, riwayat polusi udara didapatkan bahwa sebagian besar menyatakan terpapar, derajat berat merokok menyatakan bahwa lebih banyak dikategori berat dari pada sedang,riwayat merokok didapatkan bahwa usia pada saat pertama kali merokok yaitu masa remaja akhir, perilaku olahraga didapatkan bahwa tidak aktif karena hanya 1x seminggu, riwayat penyakit lebih banyak menderita flu. Karakteristik tempat yaitu untuk kondisi rumah didapatkan lebih banyak tidak memenuhi syarat untuk kategori ventilasi. Karakteristik waktu yaitu jarak batuk dengan diagnosis TB sebagian besar selama 3 bulan, jarak diagnosis dengan mulai pengobatan TB sebagian besar selama 1 bulan, jarak pengobatan dengan terakhir kali mengkonsumsi obat TB tertinggi yaitu selama 6 bulan, jarak sembuh dengan mulai sesak nafas tertinggi yaitu delama 5 bulan, jarak nafas dengan dinyatakan SOPT sebagian besar selama 1 bulan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk mengadakan program untuk SOPT, tidak hanya mengencarakan program tentang TB dan kekambuhannya tetapi pasca pengobatan juga sangat diperlukan . Kata Kunci : SOPT, Sindrom Obstruksi, Pasca TB Pustaka : 31 ( 1999 – 2016 )

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine
R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Depositing User: Perpus Muhammadiyah Pontianak
Date Deposited: 14 Mar 2019 02:55
Last Modified: 14 Mar 2019 02:55
URI: http://repository.unmuhpnk.ac.id/id/eprint/791

Actions (login required)

View Item View Item