FREKUENSI PEMBERIAN CACING TUBIFEX sp YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN SEMAH (Tor douronensis)

RILO ALFIKRI, 121110143 (2017) FREKUENSI PEMBERIAN CACING TUBIFEX sp YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN SEMAH (Tor douronensis). Skripsi thesis, UNSPECIFIED.

[img]
Preview
Text
1. COVER.pdf

Download (206kB) | Preview
[img]
Preview
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf

Download (176kB) | Preview
[img]
Preview
Text
7. BAB I.pdf

Download (100kB) | Preview

Abstract

Rilo Alfikri. Nim : 121110143. “Frekuensi Pemberian Cacing Tubifex sp Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Semah (Tor dourenensis)”. Dibawah bimbingan Bapak Eka Indah Raharjo, S.Pi., M.Si dan Bapak Eko Prasetio, S.Pi., MP. Ikan semah (Tor douronensis) tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Ikan semah di Indonesia memiliki nama-nama lain di setiap daerah seperti: ikan jurung (Sumatra Utara), ikan garing (Sumatera Barat), ikan kerling (Aceh), ikan pedih (Gayo), ikan gariang (Padang), ikan semah (Palembang), ikan lomi (Kalimantan), ikan dewa (Jawa Barat), ikan kancara bodas, kencara (Kuningan Jawa Barat), ikan tambra, tombro (Jawa), ikan kelah, ikan sultan (Malaysia), ikan mahser (Internasional). Jenis-jenis dari ikan semah itu sendiri yang memiliki genus yang sama yaitu genus torada empat jenis yaitu Tor douronensis, Tor tambra, Tor soro dan Tor tambroide Ikan semah (Tor douronensis) juga merupakan ikan konsumsi bernilai tinggi dengan tekstur daging yang tebal dan lezat, sehingga banyak digemari masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari usaha budidaya ikan semah secara berkelanjutan adalah masih kurang persediaan benih yang cukup jumlahnya serta mutunya. Kendala dalam pembenihan ikan semah tersebut, di sebabkan masih tingginya angka mortalitasi. Hal tersebut dikarnakan kurangnya penanganan benih ikan semah, terutama di lihat dari segi pemberian pakan yang efektif. Keadaan ini berkaitan langsung dengan periode waktu atau frekuensi pakan yang di berikan pada ikan semah yang kurang tepat, sehingga pertumbuhan dan perkembangan ikan semah kurang baik. Sebagai salah satu alternatif yaitu pemberian pakan berupa Cacing sutera. Pertimbangan ini di ambil berdasarkan tingginya kandungan protein yang terdapat pada cacing sutera. Cacing sutera, merupakan pakan alami bagi benih ikan yang mudah dicerna dengan kandungan nutrisi berupa kadar air 11,21%, protein kasar 64,47%, lemak kasar 17,63%, abu 7,84%, dan BETN 10,06% Selain itu, gerakan aktif Tubifex sp. Dapat merangsang ikan untuk memakan Tubifex sp. (Wijayanti, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan frekuensi pemberian cacing tubifex yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan semah yang terbaik. Penelitian dilaksanankan di Laboratorium Basah Universitas Muhammadiyah Pontianak. Lama penelitian selama 50 hari dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan perlakuan A, frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari, B, frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari, C, frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari, D, frekuensi pemberian pakan 8 kali sehari. Hasil penelitian menunjukan perlakuan dengan frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari pada pemeliharaan benih ikan semah merupakan perlakuan terbaik. Perlakuan C memberikan hasil rata-rata pertumbuhan bobot mutlak 1,237 gram, rata-rata pertumbuhan panjang mutlak 2,970 cm, rata-rata kelangsungan hidup 100%. Data pertumbuhan menunjukan bahwa perlakuan pemberian pakan 2 kali sehari (perlakuan A) kurang baik karena frekuensi pemberian pakan yang terlalu sedikit (2,240 g).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Prodi Budidaya Perairan
Depositing User: Perpus Muhammadiyah Pontianak
Date Deposited: 30 Jul 2018 03:14
Last Modified: 30 Jul 2018 03:14
URI: http://repository.unmuhpnk.ac.id/id/eprint/611

Actions (login required)

View Item View Item