HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS ULAK MUID KABUPATEN MELAWI

Wulandari, Wulandari and Budiastutik, Indah and Alamsyah, Dedi (2016) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS ULAK MUID KABUPATEN MELAWI. Fakultas Ilmu Kesehatan: Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat.

[img]
Preview
Text
JURNAL WULANDARI 1.pdf

Download (345kB) | Preview
[img]
Preview
Text
JURNAL WULANDARI 2.pdf

Download (177kB) | Preview

Abstract

Stunting pada balita merupakan faktor risiko meningkatnya angka kematian, menurunkan kemampuan kognitif dan perkembangan motorik rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang. Berdasarkan studi pendahuluan pada laporan Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi, masalah stunting di Puskesmas Ulak Muid Kabupaten Melawi pada bulan April tahun 2016 diperoleh prevalensi stunting sebesar 44,1%. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan kejadian stunting pada balita dari tahun 2015 sebesar 4%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi dan perilaku Pola Asuh Pemberian Makan terhadap kejadian Stunting pada anak Balita di Puskesmas Ulak Muid Kabupaten Melawi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan observasi. Analisa data yang dilakukan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan antara pengetahuan (p value = 0,012 dan PR=1,826) dengan kejadian Stunting pada anak Balita, ada hubungan antara pendapatan (p value = 0,021dan PR=1,490), frekuensi konsumsi telur ayam (p value = 0,015 dan PR=1,813) dan frekuensi pemberian ASI (p value = 0,022 dan PR=1,492) dengan kejadian Stunting pada anak Balita. Disarankan kepada ibu yang memiliki balita untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara lebih aktif mengikuti penyuluhan maupun kegiatan kesehatan dalam rangka peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai gizi seimbang, memberikan ASI sesering mungkin saat masih bayi (0-6 bulan) dan dilanjutkan sampai 2 tahun, menambah frekuensi pemberian telur sebagai sumber protein hewani.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Pendapatan, Pengetahuan, Frekuensi, Konsumsi, Telur Ayam, ASI, Stunting, Puskesmas, Ulak Muid, Melawi.
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Depositing User: Sub Admin3 UM PTK
Date Deposited: 24 Mar 2017 10:09
Last Modified: 24 Mar 2017 10:09
URI: http://repository.unmuhpnk.ac.id/id/eprint/236

Actions (login required)

View Item View Item