PENGARUH PADAT PENEBARAN BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoeveni) YANG DI PELIHARA DALAM SISTEM RESIRKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

HARIONO, HARIONO (2019) PENGARUH PADAT PENEBARAN BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoeveni) YANG DI PELIHARA DALAM SISTEM RESIRKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Pontianak.

[img]
Preview
Text
BAB I DAN V.pdf - Published Version

Download (614kB) | Preview
[img] Text
BAB II, III DAN IV.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (453kB)

Abstract

Ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni Blkr.) masih terbatas untuk dibudidayakan di Kalimantan Barat terutama di perairan umum seperti karamba jaring apung. Selain itu ikan jelawat merupakan ikan lokal yang didapatkan dari alam. Keunggulan dari ikan jelawat adalah rasa dagingnya enak dan gurih jika dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Saat ini benih ikan jelawat sudah dapat diproduksi secara masal melalui metode pemijahan buatan (Hardjamulia, 1992). Budidaya ikan jelawat banyak di dilakukan pada balai-balai pembenihan ikan air tawar, keberhasilan teknologi pemijahan buatan dengan metode kawin suntik (induce breeding). Melalui rangsangan hormon, ikan jelawat telah berhasil di kembangkan dengan produksi benih sekitar 15.000 ekor/satu pasang induk dengan bobot 3 kg. Keberhasilan pemijahan buatan tersebut harus didukung oleh penanganan pasca produksi benih yang baik, sehingga benih yang diproduksi memiliki kualitas yang baik dan kuantitas yang cukup tinggi sampai menuju areal budidaya (pembesaran)melalui peningkatan padat penebaran dan perbaikan sistem budidaya yaitu melalui sistem resirkulasi. Peningkatan padat penebaran akan diikuti dengan peningkatan jumlah pakan, buangan metabolisme tubuh, konsumsi oksigen dan dapat menurunkan kualitas air. Penurunan kualitas air akan mengakibatkan ikan stres sehingga pertumbuhan menurun dan ikan rentan mengalami kematian. Peningkatan kepadatan yang melebihi carrying capacity akan menyebabkan penurunan laju pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hepher dan Pruginin (1981), bahwa peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan dan pada kepadatan tertentu pertumbuhan akan terhenti. Untuk mencegah hal tersebut, maka dibutuhkan informasi padat penebaran yang optimum sehingga diharapkan dapat memberi hasil yang maksimal. Namuninformasi mengenai kepadatan benih ikan patin siam pada pemeliharaansistem resirkulasi masih sangat sedikit, sehingga perlu dilakukan suatu percobaanmencari kepadatan yang optimum untuk hasil yang maksimal. Pertumbuhan ikan berhubungan erat dengan padat tebar, pakan dan lingkungan. Menurut Hepher dan Priguinin (1981), Peningkatan padat tebar akan diikuti dengan peningkatan jumlah pakan, buangan metabolisme tubuh, konsumsi oksigen dan dapat menurunkan kualitas air. Padat tebar ikan mempengaruhi derajat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, sehingga memungkinkan terjadinya kegagalan dalam proses produksi (Jobling, 1994). Tingkat kematian ikan akan dapat ditekan jika didukung oleh cara pengelolaan yang tepat. Dengan pengelolaan yang baik dalam budidaya seperti penentuan padat tebar yang tepat maka tingkat kelangsungan hidup ikan akan maksimal. Penelitian ini dilaksanakan di BBI (Balai Benih Ikan) Sejuah Sanggau, Persiapan yang akan dilakukansebelum melakukan penelitian ini adalah mempersiapkan alat dan bahan penelitian benih ikan jelawat, sistem resirkulasi dan alat – alat yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Setelah alat dan bahan disediakan selanjutnya menempatkan wadah penelitian sesuai dengan rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yang mengacu pada penelitian (Nurdin et al.,2010). Rata – rata bobot individu yang tertinggi pada akhir penelitian adalah perlakuan A sebesar 0.840 g, kemudian perlakuan B sebesar 0.807 g, perlakuan C sebesar 0.797 g, dan terkecil perlakuan D sebesar 0.760 g. Effendie (1997) menyatakan bahwa, pertumbuhan terjadi apabila ada input energi dan asam amino (protein) yang berasal dari pakan setelah energi dan protein tersebut digunakan untuk kebutuhan maintance. Ditambahkan oleh Aswani (1983), percepatan pertumbuhan tergantung pada jumlah pakan yang diberikan, ruang, suhu dalam air dan faktor – faktor lain. Pakan dimanfatkan pertama – tama oleh ikan untuk memelihara tubuh yang rusak, setelah itu baru kelebihannya dipergunakan untuk pertumbuhan. persentase kelangsungan hidup ikan jelawat selama masa pemeliharaan adalah 100% karena selama pemeliharaan tidak ada satu ekorpun ikan yang mati selama pemeliharaan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: - Budidaya Perairan
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Prodi Budidaya Perairan
Depositing User: Admin 2
Date Deposited: 05 Jan 2023 04:01
Last Modified: 05 Jan 2023 04:01
URI: http://repository.unmuhpnk.ac.id/id/eprint/1824

Actions (login required)

View Item View Item