LAMA WAKTU TRANSPORTASI MENGGUNAKAN SISTEM TERTUTUP TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii)

WIBOWO, AGUNG ADI (2019) LAMA WAKTU TRANSPORTASI MENGGUNAKAN SISTEM TERTUTUP TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Pontianak.

[img]
Preview
Text
AGUNG ADI WIBOWO - 121110645.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh lama waktu transportasi yang terbaik menggunakan sistem tertutup terhadap kelangsungan hidup benih ikan tengadak. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang dibagi kedalam 4 perlakuan dan masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Adapun perlakuannya adalah sebagai berikut : Perlakuan A : Transportasi Selama 10 Jam. Perlakuan B : Transportasi Selama 12 Jam. Perlakuan C : Transportasi Selama 14 Jam. Perlakuan D : Transportasi Selama 16 Jam. Benih Tengadak pada perlakuan D (16 jam) menunjukkan kelangsungan hidup yang paling rendah selama transportasi yaitu rata rata 94,67 % dibandingkan dengan benih tengadak yang ditransportasikan selama 10 jam ratarata 99,33%, 12 jam rata-rata 98,67%, dan 14 jam rata-rata 96%. Data hasil uji BNT menunjukkan bahwa semua perlakuan berbeda sangat nyata. Kelangsungan hidup Benih Tengadak pasca transportasi selama 3 hari pada perlakuan D (16 jam) yaitu rata rata 92,24 % menunjukkan nilai paling rendah selama pemeliharaan dibandingkan dengan benih tengadak yang ditransportasikan selama 10 jam rata-rata 98,64%, 12 jam rata-rata 97,96%, dan 14 jam rata-rata 97,19%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada benih ikan tengadak dapat disimpulkan bahwa lama waktu transportasi berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, perubahan bobot, respon daya cerna dan respon respirasi benih ikan tengadak. Hasil analisis data menunjukan semua perlakuan dengan lama transportasi selama 10 jam, 12 jam, 14 jam, dan 16 jam memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Penggunaan lama waktu transportasi benih ikan tengadak (Barbonymus Schwanenfeldii) masih dimungkinkan untuk digunakan transportasi selama 14 jam dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96% pasca transportasi serta 97,19% pasca pemeliharaan. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prosedur penanganan saat benih ikan tengadak (Barbonymus Schwanenfeldii) akan ditransportasikan agar lebih efektif dalam rangka menjaga kelangsungan hidup ikan untuk transportasi jarak jauh.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Prodi Budidaya Perairan
Depositing User: Unnamed user with email [email protected]
Date Deposited: 09 Apr 2020 04:30
Last Modified: 06 Jun 2023 07:25
URI: http://repository.unmuhpnk.ac.id/id/eprint/1010

Actions (login required)

View Item View Item